Sebelunya kang Agus mohon maaf sekali karena baru kali ini ngebuat posting untuk anda para neter, ya...karena banyak yang lagi dikerjain ada sedikit projek yang harus akang kerjain tapi kali ini kang agus mau berikan posting tentang bagaimana pengabdian dan perjuangan seorang dr.Soedarso hingga namanya sampai kini masih di abadikan di Rumah sakit Kalimantan Barat.
Dokter Soedarso adalah salah seorang tokoh di Kalimantan barat yang lahir pada tanggal 20 November 1906 di Pacitan (tempat kelahiran Bokap Kang Agus dan Presiden SBY).Ayahnya seorang Assisten Wedana atau sekarang disebut Camat. Sebagai anak desa Pak Darso punya semangat dan cita-cita yang tinggi, semasa di sekolah beliau merupakan anak yang rajin dan Pandai ,Ia gemar membaca buku-buku tentang Ilmu pengetahuan dan juga mempunyai hobby mengumpulkan perangko dari berbagai Negara.
Pak Darso tidak menyia-yiakan waktu belajarnya dan berkat ketekunannya maka Ia berhasil menjadi seorang dokter. Gelar tersebut diperoleh pada tahun 1931 dari School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA) di Jakarta, Oleh karena Sekolah Dokter Belanda maka bahasa pengantarnya pun di gunakan Bahasa Belanda.
Dalam pergaulannya Pak Darso memiliki sifat yang ramah dan cepat bersahabat, Ia disenangi oleh banyak orang, selama menjadi mahasiswa Ia juga selalu aktif dalam kegiatan kemahasiswaan semangat nasionalismenya sudah ada padanya dan Ia juga termasuk dalam anggota Gerakan Pemuda Pelajar Nasional yang disebut dengan Yong Java pada waktu itu.
Sebagai slah seorang dokter Ia juga Siap di tempatkan di daerah mana saja yang membutuhkan. Didadanya sudah terpatri tekad untuk pengabdian dan perjuangan. Pengabdiannya sungguh besar, hal ini tercurah lewat bidang kesehatan,politik,pendidikan dan kegiatan sosial lainnya. Bekerja keras,sederhana,tidak pernah mengeluh dan bertanggung jawab merupakan kepribadiannya.
Dalam pelayanan kesehatan terhitung bulan februari 1938 paka darso mulai mengabdi di Kalimantan Barat,yang tepatnya di tempatkan di Kabupaten Sanggau. Pada waktu itu keadaan di kalimantan Barat masih sepi dan belum maju seperti saat ini. Kemudian pada tahun 1942 yaitu pada masa pendudukan Jepang, di daerah Sanggau terjadi pertempuran antara Jepang dan Belanda. Pertempuran itu banyak menelan korban jiwa, melihat keadaan demikian dr.Soedarso tidak segan-segan memberikan pertolongan, mengobati korban yang luka,beliau tidak mau membedakan pasiennya,semua yang berobat kepadanya di tolongnya baik suku cina,Dayak,Melayu dan lain-lain, semua dilakukan dengan rasa kemanusiaan dan penuh tanggung Jawab.
Bertugas sebagai dokter Pak darso pernah dicurigai dan dituduh tentara Jepang meracuni mereka pada saat itu penyakit eltor atau diare sedang berjangkit. Tuduhan ini bukan hanya ditujukan kepada Pak Darso saja tetapi juga dokter yang lain-lainnya yang sedang bertugas di pedalaman Kalimantan Barat. Pencarian mulai dilakukan terhadap para dokter dan akhirnya mereka berhasil menemukan dokter Rubini,dokter Agusjam,dokter Ismail,dokter diponegoro,dokter Sakir dan dokter Sunaryo. Hanya dokter Salekan dan dokter Soedarso yang selamat. Pak darso selamat karena bertugas di pedalaman dan kemudian di sembunyikan oleh penduduk. Sedangkan untuk dokter yang berhasil di tangkap dan dihukum dengan sangat kejam dan Sadis oleh Jepang.
Setelah Jepang mundur dari kalimantan Barat kemudian datang penjajah Belanda (NICA) yang akan menguasai daerah tersebut. Namun para patriot terus berjuang sampai tetes darah penghabisan. Pada waktu itu pak darso juga membentuk PPRI membuat perundingan dengan para pejuang lainnya tentang usaha penolakan kembali terhadap kedatangan tentara NICA, tetapi usul mereka tidak di kabulkan kemudian mereka protes sebagian besar pegawai Pemerintah ramai-ramai menyatakan berhenti dari pekerjaannya termasuklah dr. Soedarso.
Pada Tanggal 29 februari 1948 pak Darso di tanggkap tentara NICA dituduh ikut perencana merongrong Pemerintahan NICA dan sempat dikirim ke Cipinang Jakarta dengan hukuman selama 6 tahun. Mendengar penangkapan pak darso maka GAPI pontianak membentuk panitia khusus dengan nama "Panitia Urusan Dokter Soedarso". panitia ini mendapat dukungan dari semua pihak.
Setelah bebas dari penjara pak darso pantas dibanggakan karena beliau masi h tetap mengabdikan dirinya ke daerah Kalimantan Barat. Selain itu dalam pembetukan Propinsi Kalimantan Barat Pak Darso memegang peranan, Ia memiliki pemikiran yang luas dan Ia berhasil duduk sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Nama Pak darso cukup harum khususnya di Kalimantan Barat setelah tidak aktif lagidalam bidang politik,Ia masih meneruskan pengabdiannya di bidang sosial dan pendidikan dan merupakan pelopor berdirinya Sekolah-sekolah kejurusan diataranya : Sekolah Perawat Kesehatan (SPK),SMEA danSKKA dalam pendirian Universitas Tanjung Pura beliau pun Ikut berperan serta.
Tetapi sayang, pengabdian dr. Soedarso terpaksa terhenti karena pada tanggal 8 Maret 1976 beliau Meninggal dunia. Tidak terkira ya.... jasanya oleh karena itu Kang agus mengajak semua di lapisan komunitas khususnya kesehatan Beliau bisa di jadikan contoh yang sangat berarti bagi kita selaku generasi penerus....Tuuul dakkkk....
0 komentar, Klik Disini untuk komentar:
Posting Komentar